iStock
Minyak Jelantah. Dari Limbah Jadi Cuan
Minyak jelantah merupakan minyak bekas yang dihasilkan dari proses menggoreng yang dilakukan setiap hari. Bisa berasal dari minyak sayur, minyak jagung, minyak samin dan lain sebagainya. Minyak jelantah ini mengandung senyawa karsinogenik yang terbentuk saat proses menggoreng. Ini tentu saja akan berbahaya jika dikonsumsi atau digunakan berulang kali terutama terhadap kesehatan.
Setiap hari, minyak jelantah dihasilkan dari proses pemakaian rumah tangga. Ini menjadikan jelantah sebagai limbah rumah tangga yang jumlahnya cukup besar. Namun sayangnya besarnya jumlah ini tidak diimbangi kemampuan para ibu rumah tangga untuk mengolahnya. Kebanyakan mereka hanya membuangnya. Karena sifatnya susah larut, minyak jelantah ini akhirnya mencemari tanah dan saluran air.
Melihat hal tersebut, saat ini mulai banyak pengepul minyak jelantah baik perseorangan maupun komunitas yang bergerak untuk mengambil minyak jelantah dari rumah ke rumah. Para ibu rumah tangga bisa mengumpulkan minyak jelantah tersebut lalu menjualnya pada para pengepul. Ini tentu saja bisa menjadi cara bagi para ibu rumah tangga untuk membantu perekonomian rumah tangga lewat limbah minyak jelantah.
Minyak jelantah yang terkumpul tersebut nantinya akan diolah kembali menjadi barang lain yang lebih bermanfaat, antara lain
1. Sabun cuci, lilin aromaterapi, cairan pembersih lantai
Proses pengolahan minyak jelantah menjadi sabun cuci, lilin aromaterapi, dan cairan pembersih lantai membutuhkan campuran bahan-bahan kimia lain. Proses ini sudah diteliti dan diuji coba hasilnya. Untuk selanjutnya bisa dikembangkan menjadi produk yang bisa digunakan secara luas.
2. Campuran pakan ternak ayam atau bebek
Sebelumnya, minyak jelantah harus dinetralisir untuk menghilangkan senyawa karsinogenik agar tidak berbahaya untuk ayam atau bebek.
3. Bahan tambahan untuk pupuk tanaman
Karena dihasilkan dari proses menggoreng, minyak jelantah mengandung asam lemak jenuh yang sangat tinggi. Asam lemak ini ditambahkan pada pupuk kompos atau pupuk kandang untuk membantu menyuburkan tanaman.
4. Bahan bakar biosolar untuk biodiesel
Agar bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk biodiesel, minyak jelantah harus diproses dulu dalam beberapa tahapan. Diawali dengan pemurnian dan penyaringan, lalu dicampurkan dengan arang aktif dan dinetralkan. Selanjutnya dilakukan transferverifikasi hingga menghasilkan biosolar kasar. Tahap terakhir adalah pemurnian biosolar kasar menjadi biosolar yang siap pakai.
Seiring perkembangan teknologi, bukan tidak mungkin akan lebih banyak lagi produk bermanfaat yang bisa dihasilkan dari pengolahan minyak jelantah.
Berbagai upaya tersebut harus selalu kita dukung tidak hanya untuk menjaga lingkungan agar tidak semakin tercemar tetapi juga bisa menjadi cara untuk mengangkat perekonomian masyarakat.
# Minyak Jelantah   # Limbah   # Lingkungan   # Biosolar   # Biodiesel