Apa itu Braile, Sejarah dan Perkembangannya
Braille adalah sistem tulisan dan membaca yang dikembangkan khusus untuk digunakan oleh orang-orang dengan kebutaan atau gangguan penglihatan. Sistem ini menggunakan serangkaian titik-titik embossed (diberi tekanan) yang dapat diraba dengan ujung jari untuk membentuk karakter huruf, angka, tanda baca, dan simbol matematika.
Sistem Braille terdiri dari sel persegi tiga baris, di mana setiap baris terdiri dari dua kolom dengan tiga titik dalam setiap kolom. Setiap kombinasi titik dalam sel Braille mewakili karakter tertentu. Totalnya, ada 63 kombinasi yang mungkin dalam sistem Braille, termasuk karakter huruf, angka, tanda baca, dan simbol matematika.
Dalam membaca Braille, jari-jari dibawa secara perlahan melalui baris-baris titik-titik Braille dan pengguna dapat merasakan kombinasi titik-titik yang membentuk karakter tertentu. Orang yang terlatih dalam Braille dapat membaca dan menulis menggunakan sistem ini dengan kecepatan yang sama dengan membaca dan menulis menggunakan tulisan biasa.
Braille memiliki penggunaan yang luas dalam literatur, pendidikan, informasi, dan komunikasi bagi orang-orang dengan kebutaan. Ini memungkinkan mereka untuk mengakses buku, majalah, surat kabar, dokumen, dan materi tulisan lainnya. Braille juga digunakan dalam papan tombol khusus, label, tanda petunjuk, dan peralatan lainnya untuk memudahkan aksesibilitas bagi pengguna tunanetra.
Teknologi juga telah memainkan peran penting dalam pengembangan Braille. Ada perangkat elektronik yang menggunakan teknologi Braille, seperti display Braille yang dapat menampilkan teks secara real-time dalam bentuk titik-titik, serta mesin Braille yang dapat digunakan untuk mencetak teks dalam bentuk Braille.
Braille telah menjadi sarana penting bagi orang-orang dengan kebutaan untuk membaca, menulis, dan berkomunikasi. Ini memfasilitasi inklusi, kemandirian, dan kesetaraan dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan, dan pekerjaan bagi komunitas tunanetra.
Sejarah Braille terkait dengan perkembangan sistem tulisan yang digunakan oleh orang-orang dengan kebutaan. Pada abad ke-19, seorang pria bernama Louis Braille dari Prancis menciptakan sistem tulisan yang disesuaikan khusus untuk orang-orang dengan kebutaan. Pada usia 15 tahun, Braille mengembangkan sistem ini berdasarkan sistem "night writing" yang diciptakan oleh Charles Barbier untuk digunakan dalam militer Prancis.
Louis Braille mengubah sistem night writing menjadi Braille yang terdiri dari enam dot embossed (diberi tekanan) pada kombinasi berbeda di dalam sel persegi tiga baris. Kombinasi dot-dot ini membentuk karakter huruf, angka, tanda baca, dan simbol matematika yang dapat dibaca dengan perabaan jari.
Meskipun Louis Braille menciptakan sistem Braille pada tahun 1824, Braille tidak segera diterima secara luas oleh komunitas tunanetra. Namun, setelah kematiannya pada tahun 1852, sistem Braille mulai mendapatkan pengakuan dan diterima sebagai metode yang efektif untuk membaca dan menulis bagi orang-orang dengan kebutaan.
Seiring waktu, sistem Braille mengalami penyesuaian dan pengembangan lanjutan. Pada awalnya, Braille hanya digunakan untuk menulis huruf, tetapi kemudian dikembangkan untuk mencakup angka, tanda baca, musik, simbol matematika, dan bahasa lainnya. Berbagai versi Braille telah dikembangkan di berbagai negara dengan modifikasi dalam kosakata dan struktur bahasa setempat.
Penggunaan Braille sebagai metode komunikasi untuk tunanetra mendapatkan pengakuan internasional. Pada tahun 1932, Braille diadopsi sebagai sistem standar internasional oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) untuk digunakan di seluruh dunia.
Hingga saat ini, Braille tetap menjadi sistem utama yang digunakan oleh orang-orang dengan kebutaan untuk membaca dan menulis. Dengan bantuan teknologi, Braille juga telah diterapkan dalam perangkat elektronik dan komputer, memungkinkan akses yang lebih luas bagi pengguna tunanetra ke informasi dan literatur. Braille telah menjadi alat yang penting dalam pemberdayaan komunitas tunanetra dan memfasilitasi kesetaraan dalam pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sehari-hari.
Artikel serupa juga ditayangkan di jurnal firman dengan judul "Apa Itu Effort Bahasa Gaul"