hoax, disinformasi, melawan hoax

Melawan Hoax, Studi Kasus Pesulap Merah

Dalam laporan trend google, ternyata indonesia menempati negara teratas di dunia yang mencari informasi tentang hoax. Ini sebuah prestasi sekaligus hal yang patut mempermalukan kita. Setelah kita berbangga dengan negara Indonesia menjadi negara teratas yang doyan berbagi, tentunya laporan tentang tren menelusuri hoax ini memiliki dua arti. Negara Indonesia suka mencari sensasi dengan menebar hoax, atau kita semakin mawas diri untuk selalu melakukan cek dan re-cek kebenaran akan suatu fakta.

Namun tidak dapat dipungkiri, segala sesuatu yang berbau hoax, mudah menjadi viral. Karena informasi hoax sering dibumbui dengan kalimat-kalimat hiperbola untuk memancing clickbait (pancingan agar orang mengkliknya karea ingin tahu). Simak saja seperti contoh kasus si pesulap merah yang sampai harus melakukan klarifikasi gara-gara banyak channel sampah yang mengadu domba dirinya dengan orang lain yang disebut dukun dan semacamnya.

Dalam video resminya si pesulap merah mengambil kasus dimana ia difitnah oleh beberapa channel sampah yang menyebut dirinya berkonfrontasi dengan sosok bernama ibu ida dayak. Nampaknya, si pemilik channel-channel sampah ini mengetahui seberapa menariknya kata kunci pesulap merah dalam menarik minat penonton youtube. Tentunya ujung-ujungnya untuk kepentingan adsense alias penghasilan.

Beberapa channel yang disebutkan tersebut adalah Channel Jendela Celebrity. Saat tulisan ini dibuat, channel tersebut disubscribe 149ribu, dan koleksi videonya pun sudah lumayan banyak, sekitar 416 video. Semua videonya memiliki ciri yang sama. Channel kedua yang disebut memfitnah dirinya adalah Channel MEDIA MANTUL. Melihat model video, thumbnail dan judulnya memiliki ciri yang sama, yang bisa jadi milik orang yang sama atau kelompok yang sama. Subscribernya 2.78K dengan jumlah video mencapai 215 video. Channel ketiga bernama Channel LESZAR. Saat tulisan ini dibuat, channel tersebut sudah menghilang. Channel keempat bermana Mantul Seleb. Channel ini juga sudah tidak ditemukan. Bisa jadi ganti nama atau memang sudah di-takedown oleh Youtube.

Sekedar untuk diketahui, channel-channel ini biasanya adalah channel tumbal yang digunakan oleh pihak-pihak yang mencoba menguji algoritma rekomendasi dan pencarian youtube. Tujuannya adalah untuk diterapkan pada channel aslinya yang lebih serius. Sayangnya, ujicoba ini menggunakan trik disinformasi yang bisa saja pihak-pihak tertentu akan dirugikan. Tidak heran, kalau banyak yang mencoba menelusuri kebenaran informasi seperti ini sehingga menyebabkan tren seperti yang dilaporkan youtube tersebut, ada.

Mereka yang membuat channel sampah seperti itu, akan selau membuat channel baru sebagai backup apabila salah satu channel ditakedown Youtube. Karenanya, masyarakat dewasa ini harus waspada dengan channel-channel semacam ini. Terpancing dan terkonsumsi mungkin bisa terjadi. Tapi kewaspadaan akan disinformasi atau informasi hoax harus tetap terjaga. Lakukan cek dan re-cek, konfirmasi ke pihak terkait agar mengetahui adanya disinformasi ini, dan laporkan untuk mencegah banyaknya korban disinformasi lainnya.


# Youtube   # Hoax  

Artikel Lain yang Mungkin Anda Suka:
Kontributor: Difa Yuliansyah
0